Wednesday, 22 April 2015

Hugh Beaver Perintis The Guinnes Book of Records

Hugh Beaver Perintis The Guinnes Book of Records - Inilah kumpulan pemecahan rekor dari seluruh dunia, The Guinnes Book of Records. Wujud awalnya adalah sebuah buku rujukan yang diperbaharui setiap tahunnya dan memuat kumpulan rekor dunia yang dipecahkan oleh manusia, serta catatan semua yang "ter-" dan "paling" yang pernah ada di alam semesta ini. The Guinnes Book of Records tercatat sebagai seri buku hak cipta yang paling laku di dunia.






Hugh Beaver Perintis The Guinnes Book of Records



Penggagas The Guinnes Book of Records adalah Sir Hugh Eyre Campbell Beaver atau yang lebih akrab dikenal dengan nama Hugh Beaver. Hugh Beaver sendiri dilahirkan di Johannesburg, Afrika Selatan, pada 1890, Beaver banyak mengabdikan hidupnya untuk kepentingan Kerajaan Inggris dan sering ditugaskan di negeri - negeri koloni Inggris hingga bergabung dengan produsen bir bernama Guinnes. Karier Beaver di perusahaan bir ternama itu cukup mulus sampai pada akhirnya ia dipercaya menempati posisi sebagai managing director.



Awal mula tercetusnya ide The Guinnes Book of Records adalah ketika Beaver mengikuti perlombaan berburu burung di muara sungai slaney, Irlandia, pada 10 November 1951. Beaver kesal, tidak ada satu pun burung yang kena sasaran tembakannya karena terlalu cepat burung - burung itu bergerak. Malam harinya, ia membincangkan hal itu dengan teman - temannya. Terjadilah perdebatan tentang burung jenis yang paling cepat di dunia. Namun, pertanyaan itu tidak menemui jawaban. Beaver lantas berpikir, orang pasti memerlukan jawaban yang jelas mengenai hal - hal semacam itu. Bila saja ada ensiklopedi yang memuat informasi yang berhubungan dengan yang "ter" atau yang "paling" di dunia ini, Beaver yakin buku itu akan laku keras.





Gagasan Beaver ini menuju kenyataan ketika ia bertemu dengan McWhirter bersaudara, Yakni si kembar Norris dan Ross. Kebetulan, si kembar ini mempunyai kegemaran mengumpulkan berbagai informasi yang unik dan aneh. Selain itu, mereka juga mengelola lembaga pencarian fakta di London, Inggris. Akhirnya, Beaver bersama - sama si kembar McWhirter bersepakat untuk menghimpun hal - hal yang unik dan rekor - reko dunia menjadi sebuah buku, selain masih terus mencari rekor - rekor lainnya untuk menambah referensi.



Bir Guinnes, perusahaan di mana Beaver bekerja, berkenan menjadi sponsor untuk membiayai penerbitan sekaligus mendukung pencarian hal - hal yang unik di dunia untuk menambah isi buku itu. Oleh karena itu, buku tersebut kemudian diberi judul The Guinnes Book of Records Edisi percontohan buku The Guinnes Book of Records diterbitkan pada bulan Agustus 1954 dan dicetak sebanyak 1000 eksemplar yang dibagikan secara cuma - cuma.



Kemudian, Beaver dan timnya membuka kantor sendiri di London sebagai markas The Guinnes Book of Records. Pada 27 Agustus 1955, edisi pertama The Guinnes Book of Records akhirnya dirilis dengan tebal 198 halaman dan dicetak sebanyak 50.000 eksemplar. Seperti dugaan Beaver, buku itu ternyata laris manis, bahkan menempati peringkat teratas dalam daftar buku paling laku di wilayah Britania Raya pada penghujung tahun 1955 itu. Melihat hasil yang memuaskan itu, Beaver dan McWhirters bersaudara bersepakat untuk meluaskan persebaran buku The Guinnes Book of Records ke Amerika Serikat dan berhasil terjual sebanyak 70 ribu Eksemplar. Keberhasilan ini tidak terlepas dari aksi kampanye McWhirters bersaudara di negeri Paman Sam.





Sejak saat itu, The Guinnes Book of Records selalu diterbitkan setiap tahun dengan isi yang selalu direvisi dengan menambahkan hal - hal baru yang ditemukan. Tampilan buku ini pun tidak lagi hanya sekedar buku rujukan yang berisi data - data melulu, melainkan telah diubah formatnya menjadi ensiklopedi yang penuh foto dan ilustrasi yang berwarna - warni sehingga semakin menarik minat orang untuk membeli. Penerbitan The Guinnes Book of Records dilakukan pada setiap bulan oktober dengan mengambil moment musim liburan Natal.



Hingga saat ini, The Guinnes Book of Records masih memegang rekor sebagai buku dengan hak cipta yang paling laris di dunia. Tidak hanya itu, selain juga dikemas dalam acara di layar kaca, The Guinnes Book of Records juga punya museum rekor di berbagai kota di banyak negara, antara lain di Tokyo, Kopenhagen, San Francisco, San Antonio, Niagara, Hollywood, Athletic City, Myrtle Beach, South California, Gatlinburg dan masih banyak lagi. Hugh Beaver, sang perintis The Guinnes Book of Records, Wafat pada 1967 di London, Inggris.



Baca Juga Sobat "Hanyatauaja.blogspot.com" mengenai Perintis Dunia Lainnya :




Nah, itulah sobat jawaban menganai alasan mengapa buku catatan rekor dunia ini diberi nama "The Guinnes Book of Record" dan siapa perintis atau penggagas buku pencatat rekor dunia ini.


No comments:

Post a Comment